Skip to main content

Root Cause Analysis : Overview

"Dalam dunia kesehatan, terdapat perbedaan antara menghilangkan gejala sakit atau menyembuhkan penyakit tersebut. Jika seseorang mengalami patah kaki, kita dapat menghilangkan gejala(rasa sakit) yang timbul dengan obat penenang walaupun kaki yang patah tidak akan sembuh."

Apa yang kita harus hadapi untuk menghadapi sebuah masalah? Menghilangkan gejala masalah tersebut atau mencari sumber masalah dan menyelesaikannya.


RCA (Root Caus Analysis) adalah tools untuk membantu mencari sumber yang menyebabkan masalah yang terjadi. Tools ini membantu mencari sumber masalah tahap demi tahapan sehingga kita mendapatkan :
  • Menentukan masalah apa yang terjadi
  • Menentukan mengapa masalah tersebut terjadi
  • Mencari cara bagaimana mengurangi sumber masalah dapat terjadi


Dengan asumsi bahwa antara sistem kelistrikan dan susut tidak berhubungan langsung. Jika kita melakukan sebuah suatu kegiatan akan berefek terhadap kegiatan lainnya. Dengan melacak kembali aksi tersebut, kita dapat mencari tahu sumber masalah itu dimulai sehingga gejala susut dapat dihadapi.

Ada tiga penyebab dari sebuah masalah
  1. Physical causes
    diakibatkan oleh material, material terkadang dapat error. (Contoh APP dapat rusak seiring dengan berjalannya waktu)
  2. Human causes
    diakibatkan oleh orang yang melakukan hal yang salah ataupun melakukan hal yang tidak dibutuhkan.  Yang dapat disebabkan oleh human mengarah ke physical causes. (Contoh : APP dibuka oleh pelanggan)
  3. Organizational causes
    Sebuah sistem, proses ataupun peraturan yang membuat petugas membuat keputusan ataupun pekerjaan yang dapat menyebabkan kelainan. (Contoh tidak adanya petugas yang bertanggung jawab dalam pengawasan APP)
RCA mencari ketiga sumber penyebab susut untuk dapat menekan besar nilai susut yang timbul. 


Source : https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_80.htm

Comments

  1. Mantap, terimakasih atas sharenya, mungkin bisa dilengkapi apa saja tools yang digunakan pada root cause analysis.

    Saya ingin bertanya, apabila sudah ditemukan root cause analysisnya apakah penanganan difokuskan pada "root" yang paling berpengaruh? atau bila tidak apa saja yang dijadikan parameter kita memilih suatu penanganan permasalahan bedasarkan rootcause analysis.

    Lalu yang kedua saya ingin bertanya dengan konsep kopling pada EMC, Source-Couple-Victim yang dihubungkan dengan root cause analysis. Terkadang saya bingung dengan konsep kopling saat menerapkan root cause. Terutama di masa yang banyak menerapkan komponen switching frekuensi tinggi.

    Apakah root cause analysis digunakan untuk suatu permasalahan yang sudah terjadi atau dapat pula untuk permasalahan yang kemungkinan akan terjadi?

    Terimakasih Bang Sayid

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk tools yang dapat digunakan pada root cause analysis akan ditambahkan di postingan selanjutnya. Terimakasih sarannya

      Untuk pertanyaan pertama, bagaimana memilih penanganan masalah jika "root" akar masalah tersebut sudah diketahui.
      Dengan menggunakan Root Cause Analysis, kita akan mendapatkan akar permasalahan tetapi kita tidak bisa menentukan root mana yang paling berpengaruh. RCA hanya menghasilkan root dari suatu permasalahan.
      Untuk dapat memilih root yang akan ditangani, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Misal :
      - Biaya
      - Kualitas
      - Waktu penyelesaian
      - Reliabilitas
      Faktor tersebut dapat berbeda untuk masalah yang lain.
      Untuk menentukan root apa yang ditangani, kita dapat menggunakan Matrik Prioritas/ Decision Making Matrix ataupun menggunakan Pareto Analysis.

      Untuk pertanyaan kedua, saya belum mengetahui mengenai konsep kopling pada EMC, Source-Couple-Victim jika ada referensi yang bisa anda beri saya sangat berterimakasih. Mohon dikirimkan ke sayid.tarmizi@gmail.com

      Untuk masalah yang sudah terjadi kita dapat menggunakan root cause analysis. Jika untuk suatu permasalah yang belum terjadi, lebih baik kita mencegah permasalahan tersebut terjadi. Untuk pencegahan permasalahan resiko, kita dapat menggunakan Risk Analysis.

      Terima kasih dek Anonymous

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jam Nyala

Jam Nyala (JN) adalah rasio dari pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan daya (kVA) tersambung. Jam Nyala merupakan parameter untuk menentukan seberapa besar daya yang tersalurkan pada pelanggan tersebut untuk berbagai daya. Dengan jam nyala kita akan menentukan apakah pelanggan tersebut besar atau kecil pemakaiaannya. Rumus sebagai berikut :

Kode-kode Listrik Prabayar

Listrik prabayar dapat digunakan dengan cara mengisi terlebih dahulu pulsa/token. Selain itu, LPB (litrik prabayar) dapat juga untuk mengukur tegangan dan arus yang sedang mengalir. Dengan menekan kode-kode tertentu kita bisa mendapatkan besar tegangan, sisa kredit, daya sesaat dll. Pada umumnya di LPB menggunakan kode yang sama seperti (tekan enter setelah kode tersebut) 37 enter untuk sisa kWh, dan 41 enter untuk tegangan Berikut kode dan fungsi dari 00 sampai 99

Kelas Current Transformer

KELAS CURRENT TRANSFORMER CT proteksi dan CT metering apa sih bedanya? Sebenarnya keduanya bekerja dengan prinsip yang sama, mengubah nilai arus pada primer menjadi nilai arus pada sekunder dengan perbandingan tertentu. Pada umumnya, CT pada Tegangan Menengah memiliki 4 terminal yang mana 2 output untuk pengukuran dan 2 output digunakan untuk proteksi. Terminal sekunder pada CT 1S1 dan 1S2 digunakan sebagai terminal sekunder untuk pengukuran dan 2S1 dan 2S2 digunakan sebagai terminal sekunder untuk proteksi. Kelas CT Metering Dalam IEC61869-2, telah diatur kelas untuk CT yaitu 0,1 - 0,2 - 0,5 - 1 - 3 - 5 dan ada juga 0,2s dan 0,5s. Perbedaan antara keduanya adalah error maksimal terjadi pada CT tersebut. Untuk memudahkan pemahaman, bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Kelas CT